Para ulama mengatakan bahwa
orang yang pertama kali mempraktekkan halaqoh untuk membaca Al Qur’an adalah
seorang Shahabat yang mulia Abu Darda’. Dari Muslim bin Musykim, ia berkata,
“Abu Darda’ berkata kepadaku, “Hitunglah siapa saja yang ada di majelis kita”.
Ia melanjutkan, “Mereka
berjumlah seribu enam ratus lebih. Mereka belajar membaca Al Qur’an dan
berlomba-lomba dalam membacanya secara sepuluh orang-sepuluh orang. Bila telah
selesai shalat Subuh, maka ia membaca satu juz. Orang-orang mengelilinginya dan
mendengarkan bacaannya. Ibnu Amir adalah orang yang paling menonjol diantara
mereka. Setiap sepuluh orang, ada seorang yang bertugas menyampaikan bacaan
secara talaqqi. Bila ada yang lancer bacaannya, maka ia membaca di hadapan Abu
Darda’”.
Abu Abdurrahman As Sulami,
wafat tahun 74H, mengajarkan bacaan Al Qur’an di masjid agung selama 40 tahun.
Ibnu Ahzam memiliki sebuah halaqoh yang besar di masjid Damaskus. Orang-orang
membaca Al Qur’an di hadapannya selepas shalat Subuh hingga waktu Dzuhur.
Al Baghdadi, seorang
pengajar Al Qur’an bagi orang-orang buta dan pendidik bagi umat ini. Para rawi
meriwayatkan bahwasanya Abu Manshur Al Baghdadi mengajarkan Al Qur’an selama
bertahun-tahun, membacakan bacaan Al Qur’an kepada mereka serta menuntun bacaan
bagi orang yang buta. Ibnu Mujahid (wafat tahun 324H), dalam halaqohnya
dihadiri 84 khalifah. Dalam halaqohnya juga terdapat 15 orang terlatih utusan
Ashim yang belajar membaca Al Qur’an secara talaqqi.
Muhammad bin Abi Ma’ali
mengajarkan bacaan Al Qur’an dan menyampaikannya secara talaqqi selama 60
tahun. Hingga ia telah membacakan Al Qur’an kepada para anak dan cucunya semata
karena mengharap pahala dari Allah ﷻ.
Ia tak pernah meminta upah sedikitpun. Ia makan dari hasil kerja tangannya
sendiri. Sabi’ bin Al Muslim mengajarkan bacaan Al Qur’an kepada orang-orang
mulai dari waktu Subuh hingga mendekati waktu Dzuhur dalam kondisi lumpuh. Ia
senantiasa ditandu untuk dibawa ke masjid jami’.
Beberapa contoh tersebut
hanya sebagian kecil dari biografi dan kisah orang-orang yang telah diukir oleh
sejarah. Kami memaparkannya bagi generasi hari ini dan yang akan dating sebagai
cahaya yang mampu menerangi jalan mereka. Sehingga Al Qur’an akan menjadi
penyubur hati dan cahaya dalam dada kita. Alangkah bahagianya orang-orang yang
mendapat pujian dan persaksian langsung dari Rasulullah ﷺ melalui Sabdanya:
حَدَّثَنَا أَبُو
نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ
الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Alqamah bin Martsad dari Abu Abdurrahman
As Sulami dari Utsman bin 'Affan ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Orang yang paling utama
di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan
mengajarkannya." {HR Bukhori}
Sebab pengajaran yang
sempurna dan yang mendatangkan manfaat tidak hanya sekedar mengajarkan bacaan
dan menghafalnya semata. Namun, mampu menanamkan makna-makna Al Qur’an dalam
jiwa, mendidik generasi mendatang untuk mencintai Al Qur’an, mengagungkannya,
beradab dengan adab-adabnya serta mengamalkan kandungannya.
Ini merupakan tugas mulia,
salah satu upaya untuk menjaga umat ini dan salah satu langkah penting untuk
menyiapkan bangunan yang menjulang tinggi. Ini merupakan tugas Anda, wahai para
pengajar Al Qur’an. Ingatlah selalu firman Allah ﷻ:
“Dan janganlah
kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia…”{QS Thaahaa 131}
Wallahu a’lam
Sumber:
Kisah Inspiratif Para
Penghafal Al Qur’an, Ahmad Salim Badwilan
Abu Jeehan
Pekanbaru, 03 Rabi’ul Akhir
1437H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar