Sabtu, 14 November 2015

Masih Maukah Kita Melakukan Perkara Baru Dalam Ibadah !!!





Kewajiban bagi seorang hamba adalah mensyukuri rahmat dan nikmat yang Allah berikan kepadanya. Dan sesungguhnya hidup kita setiap hari, setiap jam, setiap menit bergelimang dengan ribuan, jutaan dan milyaran rahmat Allah . Sebagaimana yang Allah terangkan dalam Qur’an:

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) {QS Ibrahim 34}

Itu artinya ibadah dan ketaatan kita kalau digunakan untuk membayar rahmat Allah tak terbayar, kalau rahmat Allah itu satu juta maka syukur kita harus satu juta baru dia impas. Kalau nikmat Allah satu milyar maka syukur kita harus satu milyar. Kalau rahmat Allah satu trilyun maka syukur kita harus satu trilyun.

Ketahuilah wahai manusia seandainya semenjak anda bangun dari tidur lalu ruku dan sujud sampai anda tertidur lagi itu belum cukup untuk membayar rahmat dan nikmat Allah , kalau rasa syukur itu untuk membalas rahmat dan nikmat Allah

Ketahuilah diantara rahmat dan nikmat Allah terbesar adalah diutusnya Rasulullah Tanpa Rasulullah kita tidak tahu bagaimana jalan menuju surga
Tanpa Rasulullah kita tidak tahu bagaimana cara meraih ridho Allah
Tanpa Rasulullah kita akan kepayahan dalam menentukan yang baik dan yang buruk
Tanpa Rasulullah kita akan sulit mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, karena logika manusia, kejeniusan manusia tidak akan mampu mendatangkan risalah yang agung selain risalah Islam dan selengkap risalah Islam. 

Al-Qur’an adalah bukan karya Nabi Muhammad tapi Allah turunkan dari langit dan Rasul sampaikan kepada ummat seperti yang Beliau terima, sebagaimana Allah berfirman : 

Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu {QS Al Haqqah 44-47}

Apa manfaat dari keyakinan yang tertanam didalam jiwa kita bahwa Rasulullah penyampai bukan pengarang, syariat bukan berasal dari Rasulullah , syariat berasal dari Allah , manfaatnya yakni agar kita tidak mengarang syariat, syariat itu bukan seperti yang diinginkan Nabi Muhammad . Kalau Nabi Muhammad manusia terbaik di permukaan bumi, manusia paling sholeh, manusia paling bertakwa, tidak berhak untuk mengarang syariat, maka berhakkah anda mengarang soal syariat.

Anda tidak lebih sholeh dari Nabi Muhammad , itu PASTI
Anda tidak lebih bertaqwa dari Nabi Muhammad , itu PASTI
Anda tidak lebih pintar dari Nabi Muhammad , itu PASTI

Ketika anda tidak lebih sholeh, tidak lebih pintar, tidak lebih bertaqwa, pantaskah anda membuat sesuatu sementara Nabi Muhammad tidak boleh membuat sesuatu semaunya, berfikirlah wahai pelaku bid’ah

Orang yang sadar bahwa agama Islam bukanlah karya Nabi Muhammad , orang yang sadar tak akan bisa mengarang sesempurna agama Islam ini yang tanpa cacat dan cela, agama yang tidak bertentangan dengan zaman, agama yang bisa mengayomi seluruh manusia dan diatur dengan peraturan yang sempurna

Adapun manusia bila membuat peraturan untuk tahun ini tetapi tidak bisa untuk tahun berikutnya dan seterusnya, bisa untuk daerah sini tapi belum bisa untuk daerah lain itulah peraturan manusia walaupun  dalam lingkup yang kecil pasti ada perbedaan pendapat

Orang yang faham ini tidak akan berani mengutak-atik syariat, orang yang faham ini tidak akan berani menambahkan sesuatu yang tidak ada di dalam syariat, karena dia tahu persis dia tidak boleh protes kepada Allah , dia tidak lebih hebat dari Allah , karena Allah yang mengetahui kemaslahatan bagi hambanya

Hai manusia, tahukah anda berapa jumlah rambut yang ada di kepalamu, di janggutmu atau di kumismu, kalau tidak tahu kenapa masih membuat syariat

Sadarlah wahai manusia kita ini lemah, kalau sudah tahu kita ini lemah kenapa masih ingin membuat syariat, janganlah anda mempertontonkan kelemahan anda, berpikirlah dengan logika yang sehat

Fahamilah, bahwa Allah mengutus Rasul dengan membawa ilmu syariat bukan ilmu dunia, maka dari itu bid’ah hanya ada dalam syariat. 

Wahai kaum muslimin, apakah engkau sadar, bahwa nanti di padang mahsyar kita akan bertemu Rasulullah dan beliau akan menjadi saksi bahwa yang kita lakukan benar atau salah, tidakkah anda takut ketika anda beramal dan beramal sudah segunung atau bergunung-gunung ternyata ketika berjumpa Rasulullah amalan tersebut hangus karena tak ada satupun yang diajarkan Rasulullah

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah), dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun {QS An Nisaa 41-41}

Wahai saudaraku agar engkau bahagia maka berjalanlah dengan apa yang Rasulullah ajarkan supaya nanti di padang mahsyar ketka Rasulullah melihat amalan anda, Rasulullah mengatakan benar bahwa amalan ini sesuai dengan apa yang aku ajarkan, tetapi jika tidak, nasib anda akan digambarkan sebagaimana firman Allah :

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul {QS Al Furqon 27}


Wallahu a’lam

Sumber : Kajian Ust Maududi Abdullah
               Qur’an terjemahan


Abu Jeehan
Pekanbaru, 03 Shafar 1437H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar