Dasar Penetapan
Nama Allah ﷻ yang agung ini disebutkan dalam firmanNya:
“Seseungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rizki,
Yang Maha Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh {QS Adz Dzariyat 58}
Berdasarkan ayat ini, para
Ulama menetapkan nama Al-Matiin (Yang Maha Kokoh) sebagai salah satu dari
nama-nama Allah ﷻ .
Penjabaran Makna Nama Allah
Al-Matiin
Ibn Faris menjelaskan bahwa
materi dasar dari nama ini yaitu (م ت ن)
menunjukkan kekokohan pada sesuatu yang disertai (makna) tinggi[i]
Fairuz Abadi menjelaskan
diantara makna dasar kata ini permukaan bumi yang sangat kokoh dan tinggi[ii]
Imam ibn Atsir mengatakan,
al Matiin adalah Yang Maha Kuat dan Kokoh, yang dalam melakukan semua
perbuatanNya, Allah ﷻ tidak merasa susah,
berat maupun payah[iii]
Nama Allah ﷻ Yang Maha Mulia ini maknanya hampir sama
dengan beberapa nama Allah ﷻ yang Maha Agung
lainnya, yaitu “Al Qawiy” (Yang Maha Kuat), “Al ‘Aziz” (Yang Maha Perkasa) dan
“Al Qadir” (Yang Maha Mampu/Berkuasa)
Makna Al-Matiin adalah Yang
Maha sangat kuat, sedangkan Al Qawiy adalah Yang tidak ada sesuatupun yang
mampu menundukkan dan mengalahkanNya, serta menolak ketentuanNya. Dia (Maha
Mampu) memberlakukan perintah dan ketentuanNya kepada semua makhlukNya (tanpa
ada satupun yang mampu menghalanginya). Dia mampu memuliakan siapapun yang
dikehendakiNya dan mampu menjadikan hina siapapun yang dikehendakiNya. Allah ﷻ mampu menolong siapa yang dikehendakiNya
serta tidak menolong siapa yang dikehendakiNya. Segala (daya dan) kekuatan
hanya milik Allah, tidak akan ada orang yang mendapatkan kemenangan kecuali
orang yang ditolongNya serta tidak akan ada yang mendapatkan kemuliaan kecuali
orang yang dimuliakanNya. Orang yang tidak ditolong oleh Allah ﷻ pasti akan kalah dan orang yang
dihinakanNya pasti akan hina. Allah ﷻ
berfirman:
Jika Allah
menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat
menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada
Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal {QS Ali Imron 160}
Dalam ayat lain Allah ﷻ berfirman:
…Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal) {QS Al Baqoroh 165}
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di
ketika menafsirkan ayat diatas, beliau mengatakan, “artinya, Dialah yang
memiliki semua kekuatan dan keperkasaan. Dengannya, Allah ﷻ menciptakan benda-benda yang sangat besar (di alam semesta) di
langit maupun di bumi, dan mengatur semua urusan yang tampak maupun tidak
tampak.
KehendakNya berlaku pada
semua makhlukNya, apa yang dikehendakiNya pasti terjadi dan apa yang tidak
dikehendakiNya pasti tidak akan terjadi.
Orang yang berpaling
dariNya tidak akan lepas, (karena) tidak ada sesuatupun yang luput dari
kekuasaanNya.
Diantara (bukti)
kemahakuatan dan kemahaperkasaanNya adalah: Allah mampu memberikan rizki kepada
semua makhluk di alam semesta, Dia mampu membangkitkan manusia pada hari
kebangkitan setelah tubuh mereka hancur membusuk.
Tidak ada seorang
manusiapun yang luput dariNya (pada hari kebangkitan) dan Dia Maha Mengetahui
apa yang dihancurkan oleh bumi seperti tubuh-tubuh mereka, maka Maha Suci
(Allah) Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Diantara bukti keMaha
PerkasaanNya adalah Allah ﷻ mampu memenangkan dan
memberikan pertolongan kepada para Nabi dan pengikut mereka meskipun jumlah dan
persiapan mereka sangat sedikit, sementara jumlah dan persiapan musuh-musuh
mereka sangat banyak. Allah ﷻ berfirman:
…Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. {QS Al Baqoroh
249}
Dalam ayat lain, Allah
berfirman:
Allah telah
menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. {QS Al Mujadilah 21}
Dan diantara bukti
kemahaperkasaanNya adalah Allah ﷻ mampu menimpakan
kebinasaan kepada orang-orang yang berbuat zhalim dan menimpakan berbagai macam
azab kepada yang berbuat maksiat di dunia. Allah ﷻ
berfirman:
(keadaan
mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta
orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah
menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat
keras siksaan-Nya {QS Al Anfal 52}
Juga firmanNya:
Dan apakah
mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat
kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka
bumi[1319], maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka
tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. Yang demiklan itu adalah
karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata[1320] lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya
Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya {QS Al Mu’min 21-22}
Dan termasuk bukti kemahaperkasaanNya adalah Dia Maha mampu
melakukan apa yang dikehendakiNya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi
di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah, mulia
atau hina, kecuali dengan izinNya semata, tanpa ada yang mampu menghalangi dan
mengalahkanNya, sebagaimana dalam firmanNya:
Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.{QS Al A’rof 54}
Juga dalam firmanNya:
Apa saja yang
Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang
dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun
yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. {QS Fathir 2}
Juga termasuk bukti
kemahakuasaanNya adalah berbagai bentuk azab pedih yang disediakanNya bagi
penghuni neraka di akhirat nanti, serta berbagai macam kenikmatan dan
kesenangan yang berlimpah ruah, tidak terputus dan terus menerus, yang Allah ﷻ sediakan bagi penghuni surga
Pengaruh Positif Dan
Manfaat Mengimani Nama Allah Al Matiin
Keimanan yang benar
terhadap nama Allah Yang Maha Agung ini akan membuahkan dalam hati seorang
hamba perasaan tunduk, merendahkan diri, takut dan selalu bersandar kepada
Allah ﷻ semata, serta selalu bertawakkal (berserah
diri), taat, memasrahkan segala urusan dan berlepas diri dari (segala) daya dan
kekuatan kecuali dengan (pertolongan)-Nya
Oleh karena itulah, kalimat
dzikir “Laa Haula Wala Quwwata Illa Billah” (tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan pertolonganNya) kedudukannya dalam Islam sangat agung, serta
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menumbuhkan serta menyuburkan
keimanan dalam hati seorang hamba.
Rasulullah ﷺ bersabda:
حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ
أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا
عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ
أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا ثُمَّ أَتَى عَلَيَّ
وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ أَوْ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى
كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ
Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Utsman dari Abu Musa radliallahu 'anhu dia
berkata; "Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di suatu
perjalanan, apabila kami berjalan ke tempat yang agak tinggi, kami pun
bertakbir, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Saudara-saudara
sekalian, rendahkanlah suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada
Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdoa kepada Dzat Yang Maha Mendengar
dan Maha Dekat.' Kemudian beliau mendatangiku, sedangkan diriku tengah membaca;
'Laa haula wa laa quwwata ilIa billaah' (Tiada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan AlIah). Kemudian beliau bersabda: 'Hai Abdullah bin Qais,
'Ucapkanlah: Laa haula wala quwwata illaa
billaah, karena itu adalah salah satu dari perbendaharaan surga -atau beliau
bersabda; 'Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu kalimat, yang termasuk salah
satu dari perbendaharaan surga? Yaitu; Laa haula walaa quwwata illaa billah'
(Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah). {HR Bukhori no 6952, Muslim no 2704}
Dzikir ini mengandung
konsekuensi ketundukan, kepatuhan, bersandar dan penyerahan diri yang seutuhnya
kepada Allah ﷻ, serta sikap berlepas
diri dari semua daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganNya. Dan menyadari
bahwa seorang hamba tidak memiliki sedikitpun kemampuan untuk mendatangkan
kebaikan dan menolak keburukan dari dirinya kecuali dengan izinNya. Bahkan dia
tidak mampu untuk meninggalkan perbuatan maksiat untuk menggantinya dengan
ketaatan, sakit menjadi sehat, lemah menjadi kuat dan kurang menjadi sempurna
kecuali dengan (pertolonganNya). Ringkasnya seorang hamba tidak akan mampu
melaksanakan semua urusan dalam kehidupannya kecuali dengan pertolonganNya
Barangsiapa mengucapkan
kalimat ini dengan benar-benar merealisasikan konsekuensinya, yaitu berserah
diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah ﷻ,
maka dia akan diberi petunjuk oleh Allah ﷻ,
dicukupkan dalam segala keperluannya dan dijaga dari semua keburukan, sehingga
dia akan menjadi orang yang paling tegar hatinya dan paling baik keadaannya
Penutup
Demikianlah kami akhiri
tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-namaNya yang Maha Indah dan
sifat-sifatNya yang Maha Sempurna, agar Dia senantiasa menganugerahkan kepada
kita petunjuk dan taufikNya, serta kecukupan dan penjagaan dariNya,
sesungguhnya Dia Maha Kokoh lagi Perkasa, dan Maha Mengabulkan Do’a
Sumber: Majalah As Sunnah
edisi 01/Thn XIV/Rabiul Tsani 1431H
Pekanbaru, 15 Muharram
1437H