Senin, 12 Oktober 2015

Kisah-Kisah Para Pencela Sunnah






Baru-baru ini kita dikejutkan oleh perkataan KH Said Aqil Siradj (semoga Allah memberinya hidayah) yang  intinya adalah mengatakan bahwa jenggotan itu membuat goblok lalu perkataan-perkataan lainnya yang mencela Sunnah Nabawiyyah.

Sebenarnya dari semenjak dahulu para pencela sunnah bergentayangan di muka bumi akan tetapi semakin mereka mencela Islam maka ummat-ummat non Islam akan semakin penasaran lalu mendapat hidayah Islam bahkan si pencela tersebut  mati secara mengenaskan, tidakkah kita ingat di Indonesia tokoh Ahmad Wahib beliau salah satu pendiri kaum liberal di Indonesia yang tertabrak mobil hingga tewas seketika.

Tidakkah kita ingat akan kematian Mirza Ghulam Ahmad (Nabi Palsu) yang mengenaskan yakni matinya mengeluarkan kotoran yang seharusnya keluar dari duburnya tetapi keluar dari mulutnya. Bahkan yang lebih memalukan mayat imam syi’ah Khomeini yang terjatuh sampai tujuh kali dari keranda dan kafannya robek hingga nampak auratnya. Berikut akan kami kisahkah kisah-kisah para pencela Sunnah Nabawiyah

Bumi Tidak Menerima Mayat Penghina Nabi

Imam Bukhori meriwayatkan dalam Shahihnya dari Anas bahwa beliau mengatakan, “Dahulu ada seorang Nasrani yang masuk Islam dan membaca Al Baqarah dan Ali Imran serta menulis untuk Nabi , lalu dia murtad kembali ke agama Nasrani dan menghina Nabi seraya mengatakan: “Muhammad itu tidak tahu kecuali apa yang dituliskan untuknya saja”. Allah lalu mematikannya dan merekapun menguburnya, namun esok harinya ternyata mayatnya tergeletak diatas bumi. Mereka pun mengatakan, ini pasti perbuatan Muhammad dan para shahabatnya, mereka lalu menggali kuburan orang tersebut sedalam mungkin yang mereka mampu, namun esok harinya ternyata mayatnya tergeletak lagi diatas bumi, hal ini terjadi hingga berulang-ulang kali. Maka mereka pun menyadari bahwa ini bukan perbuatan manusia, sehingga mereka akhirnya membuang mayatnya.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkomentar: “Lihatlah orang terlaknat ini, ketika dia berdusta tentang Nabi dengan ucapannya bahwa Beliau tidak mengerti kecuali apa yang dituliskan untuknya, maka Allah membinasakannya dan membongkar kedoknya dengan memuntahkan mayatnya dari makamnya setelah beberapa kali dikubur. Sungguh ini diluar kebiasaan! Hal ini menunjukkan bagi setiap orang bahwa ini adalah hukuman dari kedustaannya, sebab kebanyakan mayat tidak terimpa kejadian seperti ini, dan dosa ini lebih keji daripada kemurtadan, sebab kebanyakan orang yang murtad juga tidak tertimpa hal serupa {Sharimul Maslul hal 123}

Anjing Dan Penghina Nabi

Para ahli fiqih Qairawan dan para sahabat Suhnun memfatwakan untuk menghukum mati Ibrahim al Fazari, dia adalah seorang penyair dan ahli dalam berbagai displin ilmu. Ungkapan-ungkapan penghinaannya kepada Allah dan Nabi dilaporkan kepada al Qadhi Abul Abbas bin Thalib, maka beliau lalu menghadirkan al Qadhi Yahya bin Umar dan para ahli fiqih lainnya lalu memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman mati. Akhirnya, dia pun dihukum mati dan disalib terbalik lalu diturunkan untuk dibakar.

Sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa tatkala kayunya ditancapkan, bisa berputar sendiri dan membelakangi kiblat sehingga menjadi tanda menakjubkan bagi manusia yang membuat mereka bertakbir. Lalu ada seekor anjing yang menjilat darahnya. Melihat hal itu al Qadhi Yahya bin Umar berkata dan dia mengatakan bahwa: “Anjing itu tidak menjilat darah seorang Muslim” {Hayatul Hayawan al Kubra 2/422 oleh Imam ad Damiri}

Dikejar Ular Karena Menghina Hadist Nabi

Imam Dzahabi menceritakan dari al Qadhi Abu Thayyib katanya, “Suatu kali, kami pernah ta’lim di Masjid Jami’ al Manshur lalu tiba-tiba dating seorang pemuda dari Khurasan menanyakan perihal al Musharrah (binatang ternak yang susunya tidak di perah sehingga terlihat memiliki susu yang banyak, padahal tidak) serta meminta dalilnya sekaligus. Ketika Syaikh telah menjawab pertanyaannya pemuda yang bermadzhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela bahwa “Abu Hurairah tidak diterima hadistnya!!” Belum selesai ucapannya, kemudian ada ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihatnya, manusia pun berlarian ketakutan. Ular tersebut terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya, “taubatlahlah! Taubatlah!. Pemuda itu mengatakan, “saya bertaubat”, akhirnya ular itu pun hilang tak berbekas”.

Imam Dzahabi berkomentar, sanadnya para tokoh Imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap Hadist Nabi secara huruf per huruf dan beliau telah menyampaikan Hadist tentang al musharrah secara lafalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya {Siyar A’lamin Nubala 1/618-619}

Sebenarnya masih banyak kisah-kisah para pencela Sunnah yang langsung dihukum oleh Allah namun dari dua pelajaran kisah diatas semoga kaum Muslimin tidak lagi mencela agama Allah

Wallahu a’lam


Sumber: Majalah Al Furqon No 130 Dzulhijjah 1433H


Abu Jeehan


Pekanbaru, 29 Dzulhijjah 1436H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar