Baru-baru ini kita dikejutkan oleh perkataan KH Said Aqil Siradj (semoga Allah memberinya hidayah) yang intinya adalah mengatakan bahwa jenggotan itu membuat goblok lalu perkataan-perkataan lainnya yang mencela Sunnah Nabawiyyah.
Sebenarnya dari semenjak
dahulu para pencela sunnah bergentayangan di muka bumi akan tetapi semakin mereka
mencela Islam maka ummat-ummat non Islam akan semakin penasaran lalu mendapat
hidayah Islam bahkan si pencela tersebut
mati secara mengenaskan, tidakkah kita ingat di Indonesia tokoh Ahmad
Wahib beliau salah satu pendiri kaum liberal di Indonesia yang tertabrak mobil
hingga tewas seketika.
Tidakkah kita ingat akan
kematian Mirza Ghulam Ahmad (Nabi Palsu) yang mengenaskan yakni matinya
mengeluarkan kotoran yang seharusnya keluar dari duburnya tetapi keluar dari
mulutnya. Bahkan yang lebih memalukan mayat imam syi’ah Khomeini yang terjatuh
sampai tujuh kali dari keranda dan kafannya robek hingga nampak auratnya.
Berikut akan kami kisahkah kisah-kisah para pencela Sunnah Nabawiyah
Bumi Tidak Menerima
Mayat Penghina Nabi
Imam Bukhori meriwayatkan
dalam Shahihnya dari Anas bahwa beliau mengatakan, “Dahulu ada seorang Nasrani
yang masuk Islam dan membaca Al Baqarah dan Ali Imran serta menulis untuk Nabi ﷺ, lalu dia murtad kembali ke agama Nasrani
dan menghina Nabi ﷺ seraya mengatakan:
“Muhammad itu tidak tahu kecuali apa yang dituliskan untuknya saja”. Allah ﷻ lalu mematikannya dan merekapun
menguburnya, namun esok harinya ternyata mayatnya tergeletak diatas bumi.
Mereka pun mengatakan, ini pasti perbuatan Muhammad dan para shahabatnya,
mereka lalu menggali kuburan orang tersebut sedalam mungkin yang mereka mampu,
namun esok harinya ternyata mayatnya tergeletak lagi diatas bumi, hal ini
terjadi hingga berulang-ulang kali. Maka mereka pun menyadari bahwa ini bukan
perbuatan manusia, sehingga mereka akhirnya membuang mayatnya.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah
berkomentar: “Lihatlah orang terlaknat ini, ketika dia berdusta tentang Nabi ﷺ dengan ucapannya bahwa Beliau ﷺ tidak mengerti kecuali apa yang dituliskan
untuknya, maka Allah membinasakannya dan membongkar kedoknya dengan memuntahkan
mayatnya dari makamnya setelah beberapa kali dikubur. Sungguh ini diluar
kebiasaan! Hal ini menunjukkan bagi setiap orang bahwa ini adalah hukuman dari
kedustaannya, sebab kebanyakan mayat tidak terimpa kejadian seperti ini, dan
dosa ini lebih keji daripada kemurtadan, sebab kebanyakan orang yang murtad
juga tidak tertimpa hal serupa {Sharimul Maslul hal 123}
Anjing Dan Penghina
Nabi
Para ahli fiqih Qairawan
dan para sahabat Suhnun memfatwakan untuk menghukum mati Ibrahim al Fazari, dia
adalah seorang penyair dan ahli dalam berbagai displin ilmu. Ungkapan-ungkapan
penghinaannya kepada Allah ﷻ dan Nabi ﷺ dilaporkan kepada al Qadhi Abul Abbas bin
Thalib, maka beliau lalu menghadirkan al Qadhi Yahya bin Umar dan para ahli
fiqih lainnya lalu memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman mati. Akhirnya,
dia pun dihukum mati dan disalib terbalik lalu diturunkan untuk dibakar.
Sebagian ahli sejarah
menyebutkan bahwa tatkala kayunya ditancapkan, bisa berputar sendiri dan
membelakangi kiblat sehingga menjadi tanda menakjubkan bagi manusia yang
membuat mereka bertakbir. Lalu ada seekor anjing yang menjilat darahnya.
Melihat hal itu al Qadhi Yahya bin Umar berkata dan dia mengatakan bahwa:
“Anjing itu tidak menjilat darah seorang Muslim” {Hayatul Hayawan al Kubra
2/422 oleh Imam ad Damiri}
Dikejar Ular Karena
Menghina Hadist Nabi
Imam Dzahabi menceritakan dari
al Qadhi Abu Thayyib katanya, “Suatu kali, kami pernah ta’lim di Masjid Jami’
al Manshur lalu tiba-tiba dating seorang pemuda dari Khurasan menanyakan
perihal al Musharrah (binatang ternak yang susunya tidak di perah sehingga
terlihat memiliki susu yang banyak, padahal tidak) serta meminta dalilnya
sekaligus. Ketika Syaikh telah menjawab pertanyaannya pemuda yang bermadzhab
Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela bahwa “Abu Hurairah tidak
diterima hadistnya!!” Belum selesai ucapannya, kemudian ada ular besar yang
menjatuhinya dari atap masjid. Melihatnya, manusia pun berlarian ketakutan.
Ular tersebut terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan
kepadanya, “taubatlahlah! Taubatlah!. Pemuda itu mengatakan, “saya bertaubat”,
akhirnya ular itu pun hilang tak berbekas”.
Imam Dzahabi berkomentar,
sanadnya para tokoh Imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat
hafalannya terhadap Hadist Nabi ﷺ secara huruf per
huruf dan beliau telah menyampaikan Hadist tentang al musharrah secara
lafalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya {Siyar A’lamin Nubala
1/618-619}
Sebenarnya masih banyak
kisah-kisah para pencela Sunnah yang langsung dihukum oleh Allah ﷻ namun dari dua pelajaran kisah diatas
semoga kaum Muslimin tidak lagi mencela agama Allah ﷻ
Wallahu a’lam
Sumber: Majalah Al Furqon
No 130 Dzulhijjah 1433H
Abu Jeehan
Pekanbaru, 29 Dzulhijjah
1436H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar