Saat ini musibah aqidah
melanda kaum muslimin dari Aceh hingga Papua, dari kalangan konglomerat bahkan
sampai kaum yang melarat mereka selalu mengucapkan selamat hari lahir baik
kepada keluarga dan temannya.
Bahkan bukan hanya kawula
muda saja yang melakukan seremonial tahunan ini bahkan yang sudah tua pun masih
melakukannya, benarlah apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
حَدَّثَنِي
سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ
أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ و حَدَّثَنَا عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا أَبُو غَسَّانَ وَهُوَ مُحَمَّدُ
بْنُ مُطَرِّفٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ
أَبُو إِسْحَقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ حَدَّثَنَا زَيْدُ
بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ نَحْوَهُ
Telah
menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hafsh bin
Maisarah telah menceritakan kepadaku Zaid bin Aslam dari 'Atha bin Yasar dari
Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: Sungguh, kalian
benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam
lubang biawak pun kalian pasti kalian akan mengikuti mereka. Kami bertanya;
Wahai Rasulullah, apakah mereka itu yahudi dan Nasrani? Beliau menjawab: Siapa
lagi kalau bukan mereka. Dan telah menceritakan kepada kami beberapa orang dari sahabat kami
dari Sa'id bin Abu Maryam Telah mengabarkan kepada kami Abu Gassan yaitu
Muhammad bin Mutharrif dari Zaid bin Aslam melalui sanad ini dengan Hadits yang
serupa. Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad berkata; Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Yahya Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam Telah
menceritakan kepada kami Abu Gassan Telah menceritakan kepada kami Zaid bin
Aslam dari Atha' bin Yasar -lalu dia menyebutkan Hadits yang serupa.-{HR Muslim
dalam Kitab Ilmu}
Dalam Hadist yang mulia ini
Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa kelak kaum Muslimin akan
mengikuti langkah-langkah kebiasaan kaum Yahudi dan Nasrani, salah satunya yakni
kebiasaan mengucapkan “selamat ulang tahun” dan yang semisalnya, padahal
Islam tidak mengajarkan seperti ini, justru agama non Islam yang mengajarkannya.
Sebagai bukti bahwa ulang
tahun adalah tradisi paganisme, Fir’aun merayakan hari lahirnya, sebagaimana
terdapat dalam Injil
“Dan
terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran fir’aun, maka Fi’raun mengadakan
perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala
juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya” {Kejadian 40:20}
Pada masa Herodes ulang
tahun juga diadakan sebagaimana dalam Injil:
“Tetapi pada
hari ulang tahun Herodes, menarilah anak-anak Herodes yang perempuan, Herodiaz
ditengah-tengah mereka akan menyukakan hati Herodes” {Matius 14:6}
“Akhirnya
tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika herodes pada hari ulang
tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya
dan orang-orang termuka di Galilea” {Markus 6:21}
“Oleh sebab
itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersuka cita didalamnya”
{Pengkhotbah 11:8}
Dari kutipan Injil diatas
ternyata kebiasaan kaum Muslimin mengadakan ritual “ulang tahun” itu adalah
kebiasaan kaum kuffar.
Teringat penulis akan
perkataan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafidzahullah didalam kaedah
yang beliau ajarkan yakni “Lau Kaana Khoiron Lasabaquuna Ilaihi”, yakni jikalau
perbuatan (ibadah) tersebut baik maka tentu para Shahabat telah lebih dahulu
melakukannya.
Nabi Muhammad ﷺ adalah suritauladan kita dalam memahami
Islam. Dalam sejarah perjalanan kehidupan Nabi Muhammad ﷺ apakah beliau pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepada
Khadijah (Ummahatul Mu’minin) padahal Beliau orang yang Nabi sayang bahkan
Ummahatul Mu’minin Aisyah cemburu kepada Beliau karena Nabi sering mengucapkan
namanya dan juga sering mengunjungi makamnya di Baqi’.
Dalam sejarah perjalanan
Rasulullah ﷺ adakah Beliau ﷺ
mengucapkan “selamat ulang tahun” kepada istri-istrinya atau mengucapkan
“selamat hari pernikahan” dan lain sebagainya, padahal Nabi ﷺ sangat sayang terhadap istri-istrinya.
Dalam sejarah perjalanan
kehidupannya, apakah Nabi ﷺ pernah mengucapkan “selamat
milad” kepada anak serta cucunya, padahal mereka adalah orang tersayang
Nabi.
Dalam sejarah kehidupannya
apakah Nabi ﷺ pernah mengucapkan
selamat milad kepada Abubakar dan Umar serta Utsman dan ‘Ali.
Padahal dimasa itu ada
sudah almanak Masehi tapi beliau tidak pernah melakukannya, Nabi ﷺ telah bersabda:
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
أَلَا هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Dari Abdullah bin
Mas'ud, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
"Ketahuilah, sesungguhnya celakalah orang-orang yang berlebihan dan
melampaui batas." Beliau ﷺ mengucapkannya
sebanyak tiga kali. {HR Abu Dawud 4608}
Wahai ahlul Islam,
janganlah kita melakukan apa yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ, padahal Nabi ﷺ
sangat sayang kepada istri, anak, cucu, shahabat dan kepada ummatnya, bahkan
menjelang ajal pun nabi masih menyebut: ummati…ummati
Dari uraian diatas maka
sebaiknya kaum Muslimin untuk tidak mengadakan seremonial tahunan yakni
mengadakan acara ulang tahun atau ulang tahun pernikahan atau yang semisalnya,
karena hal itu adalah ritual paganisme yang turun temurun kepada kaum Nasrani
lalu diadopsi oleh ummat Islam sehingga menjadi kebiasaan kaum Muslimin yang
kaum Muslimin sendiri tidak mengetahui hakekat seremonial tersebut. Ingatlah
firman Allah
ﷻ
Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.{QS Al Isro’ 36}
Semoga dengan merenungi
ayat diatas kaum Muslimin ketika melakukan perbuatan yang dianggap baik
tersebut menyadari bahwa apa-apa yang kita lakukan nanti akan dimintai
pertanggungjawabannya.
Wallahu a’lam
Sumber: Ebook Qur’an Terjemahan
Ebook Shahih Muslim
Ebook Shahih Abu Dawud
ForumKristen.com
Abu Jeehan
Pekanbaru, 22 Dzulhijjah 1436H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar